Kompas TV regional kalimantan Kamis, 8 Juni 2023 0441 WIB BANJAR, - Belasan ton ikan budidaya keramba jala apung di Desa Mali-Mali dan Desa Sungai Arfat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan mati mendadak. Dalam beberapa hari terakhir, para pembudidaya masih terus membersihkan bangkai-bangkai ikan yang mengapung di jala apung budidaya mereka. Baca Juga Senjata Api Ditemukan di Cargo Bandara Syamsudin Noor, Pemiliknya Pria Asal Banjarmasin Rata-rata kematian ikan mencapai 90 persen di setiap jala apung milik pembudidaya jala apung. Padahal, menurut Heru Akbar, seorang pembudidaya ikan jala apung, ikan yang mereka budidayakan rata rata akan panen satu pekan lagi. "Banyak yang siap panen rata-rata sekitar tiga ton, mati sia-sia, paling satu minggu lagi panen," ungkap Heru sedih. Kerugian akibat kematian ikan budidaya jala apung di Desa Sungai Arfat dan Desa Mali Mali, diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Dari total 250 jala apung, masing masing setiap jala apung, pembudidaya harus mengeluarkan modal juta hingga panen dengan rata rata jumlah panen mencapai 1 ton per jala apung. "Kerugian sekitar 5 hari ini hampir belasan ribu yang mati sudah," terang Sekdes Mali-Mali, Fajrian Noor. Baca Juga Limbah Medis Ditemukan di Pinggir Jalan, Dinkes Banjarbaru Imbau Warga Diperiksa Belum diketahui secara pasti penyebab matinya belasan ton ikan budidaya jala apung ini, namun para pembudidaya menduga penyebabnya adalah kurangnya debit air yang menyebabkan zat amoniak di dasar sungai naik ke permukaan. Hingga membuat ph air menjadi asam, akibatnya ikan yang mereka budidayakan, yakni kebanyakan ikan nila dan ikan mas, tak tahan dengan dengan kondisi air. Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Ikan Bandeng- Ikan Nila- Udang Vaname Bahkan jenis udang windu khususnya secara mendadak minggir ketepi pematang beberapa saat, dan kemudian mati dalam kondisi segar. Kasus ini biasanya cenderung terserang oleh jenis virus SEMBV yang ditandai dengan serangan yang cepat dan massal dalam waktu tidak lebih dari 2 – 3 hari udang sudah mati
Kompas TV regional peristiwa Rabu, 15 Desember 2021 0025 WIB AGAM, - Ratusan ton ikan nila dan mas di Danau Maninjau, Sumatera Barat mati mendadak. Cuaca ekstrem diduga sebagai penyebab kematian ratusan ton ikan ini. Baca Juga Viral! Terekam CCTV Motor Masuk Tol Serpong-Jakarta, Petugas Tol Cari Pengendara! Ratusan ton bangkai ikan ini ditemukan di keramba jaring apung Danau Maninjau, pada hari Minggu 12/12 lalu. Diperkirakan ada 500 ton ikan yang mati mendadak. Banyaknya jumlah ikan yang mati membuat nelayan membutuhkan waktu yang panjang untuk melakukan pembersihan. Ikan jenis nila dan mas ini diduga mati akibat angin kencang disertai curah hujan tinggi melanda daerah ini. Kondisi cuaca memicu terjadinya pembalikan air di dasar danau vulkanik ini, sehingga meracuni ikan-ikan milik nelayan tambak. Sumber Kompas TV BERITA LAINNYA
Wonogiri – Cobaan berat dialami pembudidaya ikan di karamba apung Waduk Gajah Mungkur. Mereka mengeluhkan mahalnya harga pakan. Belum lagi sekitar 1,5 ton ikan mati karena faktor alam. “Kenaikan harga pakan ikan naik. Kira-kira sejak pandemi itu harganya mulai mahal,” ungkap Ketua Pembudidaya ikan Nila Kencana, Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Sugiyanto, Selasa (22/6). BacaJuga Air […]
Baca juga: Ribuan Ikan Mendadak Mati di Karamba Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Kebanyakan Siap Panen. “Rata-rata ikan mati malah yang siap panen,” jelas Sugiyanto. Walapun ikan yang mati sudah siap panen, para petani memilih mengubur ribuan ikan tersebut dan tak menjualnya ke pasar. “Ikan mati itu tidak kami jual. Tapi kami kubur,” kata
Mereka menyesalkan kejadian tersebut pada saat ikan air tawar seperti nila, mujair, gurami, yang mereka budidayakan diperkirakan dapat laris terjual saat libur akhir tahun mendatang. Ikan yang mati tetap mereka upayakan jual dengan harga sekitar Rp 10.000 per kilogram dan juga diberikan secara gratis ke masyarakat.
Sebelumnya akun Instagram @merekamjakarta menyebutkan ratusan ikan sapu-sapu terlihat mati di aliran Kali Baru di Jalan Mukri RT 001 RW 05, Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur sekitar pukul 06.00 WIB. "Belum diketahui penyebab matinya ikan sapu-sapu tersebut. Fenomena ikan sapu-sapu mati di aliran Kali Baru menarik perhatian warga.
Ikan nila adalah ikan yang menarik dan menyenangkan untuk dibudidayakan. Dari makanannya yang mudah didapatkan juga kemudahannya dalam beranak pinak serta daginya yang tebal dan enak. Tapi tidak berarti , tidak adanya masalah dalam budidaya ikan asli dari Afrika ini. Pasti ada saja kendala yang di hadapi baik di awal, tengah ataupun akhir
Namun budidaya ikan di kolam seperti ikan nila dan yang lainnya rawan mati mendadak jika dilakukan secara sembarangan. Ikan-ikan budidaya seperti ikan nila yang memang tidak sekuat ikan lele bisa menyebabkan kegagalan panen. Oleh karena itu, sobat harus mengetahui terlebih dahulu penyebab ikan cepat mati, sehingga dapat menemukan solusi yang
. 6579e08qx2.pages.dev/2956579e08qx2.pages.dev/2426579e08qx2.pages.dev/1816579e08qx2.pages.dev/1526579e08qx2.pages.dev/776579e08qx2.pages.dev/3396579e08qx2.pages.dev/3036579e08qx2.pages.dev/22
penyebab ikan nila mati mendadak